Jumat, 05 April 2013

LAPORAN REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI PADA BUAH APE



Disusun oleh: Kelompok III
v  M.Nurcholis
v  Nabilatu Nadira
v  Gusti ayu
v  Rahma Yunita
Kelas:XII IPA

SMA NEGERI 1 KALIORANG
Tahun Ajaran
2012/2013
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Ridho dan Kasih Sayang, serta petunjuk dari-NYA laporan ini dapat kami selesaikan.
        Laporan ini disusun berdasarkan materi Kimia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Besar harapan kami bahwa laporan ini dapat digunakan oleh siswa-siswi sebagai pedoman belajar.
Laporan ini merupakan praktik belajar fisika, supaya lebih memahami teori tentang radioaktif. Laporan ini mencakup ruang lingkup “reaksi reduksi dan oksidasi pada buah apel”.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para Pelajar SMA Negeri 1 Kaliorang, khususnya pada diri penulis sendiri dan semua yang membaca laporan ini. Kami juga menyadari bahwa laporan ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan,kritik dan saran yang positif agar laporan ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.


                                                        Kaliorang, 24 Maret 2013


                                                                Penyusun



A. Judul Percobaan
        Reaksi reduksi dan oksidasi pada buah apel
B.Tujuan Percobaan
Ø  Memahami perubahan fenomena warna pada irisan buah apel yang terbuka dibiarkan terkontaminasi dengan udara.
Ø  Mengamati terjadinya reasi reduksi dan oksidasi pada buah apel.
C. Dasar teori
        Reaksi kimia adalah suatu reaksi antara senyawa kimia atau unsure kimia yang melibatkan perubahan struktur dari molekul,yang umumnya berkaitan dengan pembentukan dan pemutusan ikatan kimia.ciri-ciri reaksi kimia yaitu:
1.     Terbentuknya endapan
2.    Terbentuknya gas
3.    Terjadinya perubahan warna
4.    Terjadinya perubahan suhu dan temperature
       Redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi,setiap reaksi redoks terdiri atas reaksi-reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.reaksi oksidasi adalah reaksi kimia yang ditandai dengan kenaikan bilangan oksidasi.sedangkan reaksi reduksi adalah reasi kimia yang ditandai dengan penurunan bilangan-bilangan oksidasi.bilangan oksidasi itu sendiri di definisikan sebagai muatan yang dimiliki suatu atom jika seandainya electron diberikan kepada atom lain yang keelektronegatifannya lebih besar.
       Redoks yang dihubungkan dengan terjadinya perubahan warna yang lebih sering dari pada yang diamati dalam asam basa.persamaan reaksi redoks harus disetimbangkan dari segi muatan dan materi ,penyeimbangan materi biasanya dapat dilakukan dengan mudah,sedangakan penyeimbangan muatan agak sulit karena itu,perhatian harus dicurahkan pada penyeimbangan muatan-muatan berguna untuk menentukan faktor stoikiometri menurut batasan umum reaksi redoks adalah suatu proses serah terima electron antara dua system redoks.
       Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi senyawa lain dikatakan sebagai oksidator.oksidator biasanya adalah senyawa-senyawa yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi(H2O2, MnO4 , CrO3, Cr2O7-2, OSO4).senyawa-senyawa yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi senyawa lain dikatakan reduktor,contohnya seperti Li,Na,Mg,Fe,Zn, dan Al.
D.Alat dan Bahan
*      Alat                                                
·         Kater
·         Plastic pembungkus
*      Bahan
·         1 buah apel

E.Prosedur kerja
      Adapun prosedur kerja percobaan sebagai berikut:
1.    Disiapkan sebuah apel
2.    Dibelah menjadi dua bagian,belahan apel pertama dimasukan ke dalam plastic dan belahan apel ke dua dibiarkan terbuka terkena udara.
3.    Dibiarkan beberapa menit kemudian amati perubahannya dan catatlah hasil pengamatan dari percobaan pada buah apel tersebut.

F. Hasil Pengamatan
    Dari pecobaan di atas adapun hasil pengamatan kami sebagai berikut:
v  Irisan apel yang terkontaminasi langsung dengan udara (tidak terbungkus oleh plastic) mengalami peubahan warna menjadi kecoklatan.
v  Sedangakan irisan apel yang tidak terkontaminasi dengan udara (di bungkus plastik) dengan rapat tidak mengalami perubahan warna.

G.Pembahasan
    Potongan buah apel yang tidak di bungkus berubah warna karena mengalami reaksi oksidasi.dalam buah apel terdapat enzim polifenol oksidase(PPO) yang dengan cepat mengoksidasi senyawa fenol yang terdapat pada jaringan buah apel menjadi O-kuinon dari tidak berwarna menjadi kecoklatan.
Perubahan warna pada buah apel dapat dicegah dengan mengurangi aktivitas oksidasi misalnya dengan cara membungkus apel dengan plastik.cara lain bisa dangan menggunakan lemon yaitu  dengan memerah lemon di atas buah apel.

H.Kesimpulan

    Reaksi redoks dapat diamati dengan potongan buah apel yang tidak dibungkus plastic yang mengalami perubahan warna.sedangakan reaksi yang tidak mengalami reaksi redoks pada potongan buah apel yang dibungkus dengan plastik tidak mengalami perubahan warna.

I.Dokumentasi





Bagian apel yang dibungkus plastik

Bagian apel yang dibiarkan terbuka
 


J.Halaman Pengesahan


         Mengetahui                                                           Kaliorang, 24 Maret 2013
      
  Pembimbing                                                           Praktikan   
                                               
1)    M. Nurcholis

(Yohanes Litin S.pd) 
 


2)    Nabilatun Nadira



 

3)    Ni Gusti Ayu


 

4)    Rahma Yunita

                                                                                                                            

#disarankan untuk memberikan gambar saat penulisan laporan.
 




contoh laporan praktikum mengenai TIPE PERKECAMBAHAN

contoh bentuk laporan praktikum
OLEH M. NURCHOLIS [m.nurcholis22@gmail.com]


LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
MENGAMATI PROSES FISIKA MAUPUN KIMIA SERTA MACAM PERKECAMBAHAN EPIGEAL DAN HIPOGEAL PADA BIJI TANAMAN MONOKOTIL MAUPUN DIKOTIL





DISUSUN OLEH:


·        M. NURCHOLIS
·        LILI NURINDAH SARI
·        SITI ALMUSHYAROFA



SMA NEGERI 1 KALIORANG
2011/2012

MENGAMATI PROSES FISIKA DAN KIMIA SERTA MEMBEDAKAN MACAM-MACAM PERKEMBANGAN EPIGEAL DAN HIPOGEAL YANG TERJADI PADA BIJI TANAMAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL

A.        TUJUAN
Untuk mengamati proses fisika dan kimia pada biji tanaman Dikotil serta mengamati bentuk atau macam perkecambahan Epigeal dan hipogeal pada biji tanaman Dikotil maupun Monokotil.

B.        DASAR TEORI
          Perkecambahan merupakan munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji).  Perkecambahanjuga merupakan tahap awal pertumbuhan suatu tumbuhan. Dalam hal ini, embrio di dalam biji yang semula dalam kondisi tidur (Dorman) mengalami sejumlah perubahan fisiologis yg menyebabkan biji tersebut mengalami proses perkecambahan, baik fisika maupun kimia.
Lamanya biji dorman bertahan hidup dan mampu berkecambah sangat bervariasi tergantung pada spesies dan kondisi lingkungan.

Proses perkecambahan

Perkecambahan melibatkan proses fisika maupun kimia.
1.       Proses fisika
Proses fisika terjadi ketika biji menyerap air(imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering.
2.      Proses kimia
Proses kimia yaitu dimulai dari pecahnya testa (kulit) biji tanaman baikpada tanaman dikotil maupun monokotil. Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberilin (GA). Hormon ini mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma). Dalam hal ini, endosperma menyerap gula dan zat-zat lainnya, serta, selama pertumbuhan embriomenjadi bibit tanaman.

Macam perkecambahan



Perkecambahan biji dapat dibedakan menjadi epigel dan hipogel.
1)   Perkecambahan Epigel
Perkecambahan epigel adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat keatas tanah, misalnya pada kacang  
hijau.

Pada perkecambahan epigel biasanya terjadi pada biji tanaman dikotil (biji berkeping dua).


2)   Hipogel
Perkecambahan hipogel adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehinga daun lembaga ikut tertarik keatas tanah, tetapi kotiledon tetap di dalam tanah. Misalnya pada biji tanaman monokotil, seperti biji tanaman padi (Orizae sativa).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
 
          Faktor-faktor yang Mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu faktor luar (eksternal) dan faktor dalam (internal):

1.              Faktor luar
Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan adalah makanan, air, suhu, kelembapan, oksigen, dan cahaya matahari yang optimal:

a.     Makanan
Makanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk menyintesis berbagai komponen sel. Nutrien yang dibutuhkan tumbuhan bukan hanya karbon dioksida dan air, tetapi juga unsur-unsur lainnya. Karbon dioksida diabsorpsi oleh daun, sedangkan air dan mineral diserap oleh akar.
Makanan yang dibutuhkan oleh tumbuhan terdiri dari unsur makro dan mikro yang masing masing terdiri atas 9 unsur makro dan 8 unsur mikro, yang diantaranya yaitu: karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, dll. Sedangkan 8 unsur mikro yg dibutuhkan tumbuhan diantaranya yaitu: zat besi, klorin, tembaga, seng, magnesium, boron, nikel, dll.
b.   Air
Tanpa air, tumbuhan tidak akan tumbuh. Air merupakan senyawa utama yang sangat dibutuhkan oleh tanaman yang berfungsi sebagai komponen pembantu proses fotosintesis.
Fungsi lain dari air yaitu, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembapan dan membantu perkecambahan biji tanaman baik pada biji tanaman monokotil maupun dikotil.

c.    Suhu
Pada umumnya, tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dan berkembang dengan baik yang disebut suhu optimum. Setiap tumbuhan mempunyai suhu minimum, optimum dan maksimum yang berbeda-beda. Keberadaan suhu ini erat hubungannya dengan kerja enzim jika suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah, enzim akan rusak.

d.   Kelembapan
Pengaruh kelembaban udara berbeda-beda terhadap berbagai tumbuhan, tanah dan udara yang lembap berpengaruh baik bagi tumbuhan. Kondisi lembap menyebabkan banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang dikeluarkan.

e.    Cahaya
Banyaknya cahaya yang dibutuhkan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan, umumnya cahay menghambat pertumbuhan meninggi, karena cahaya dapat menguraikan auksin (hormon pertumbuhan). Pada tempat yang gelap tumbuhan akan lebih cepat tinggi daripada tempat yang terang. Pertumbuhan yang cepat di tempat gelap disebut etiolasi. Beberapa tumbuhan dapat berbunga pada hari pendek (lamanya penyinarangan matahari lebih pendek daripada waktu gelapnya) adapula tumbuhan berbunga pada hari panjang (lamanya penyinaran lebih panjang daripada waktu gelapnya). Hal ini ada hubungannya dengan hormon fitokrom dalam tumbuhan. Hormon fitokrom adalah protein dalam kromatofora yang mirip fikosianin.

2.              Faktor Dalam
Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam misalnya gen dan hormon.
a.      Gen
Didalam gen terdapat faktor-faktor sifat keturunan yang apat diturunkan pada keturunannya. Selain itu gen juga berfungsi untuk mengontrol reaksi kimia di dalam sel, misalnnya sintesis protein. Contoh pembentukan protein yang merupakan bagian dasar penyusun tubuh tumbuhan dikendalikan oleh gen secara langsung.
b.      Hormon
Hormon ialah regulator pertumbuhan yang sangat esensial, yang dibuat pada satu bagian tumbuhan sedangkan respon pertumbuhan terjadi terhadap hormon di bagian tumbuhan lainnya, misalnya di akar, batang dan daun. Hormon pertumbuhan (fitohormon) yang telah dikenal antara lain auksin, sitokinin, dan giberilin.

1)      Auksin
Auksin adalah hormon pertumbuhan yang pertama kali ditemukan. Salah satu jenis auksin yang dapat di ekstraksikan dari tumbuhan adalah asam indol asetat. Yang ditemukan oleh Frits Went. Tempat sintesis auksin ialah meristem apikal, misalnya ujung batang (tunas), daun muda, dan ujung akar. Ada beberapa jenis auksin, antara lain auksin a dan auksin b. Auksin a memiliki satu mol air lebih banyak dari auksin b.
2)      Sitokinin
Sitokinin adalah hormon yang bersama auksin yang mempengaruho pembelahan sel atau sitokinesis. Sitokini diperoleh dari ragi santan kelapa, ekstrak buah apel, dan dari jaringan tumbuhan yang aktif membelah. Sitokinin yang pertama kali ditemukan ialah kinetin.

3)      Giberelin
Giberelin merupakan suatu zat yang diperoleh dari suatu jenis jamur yang hidup sebagai parasit pada padi di Jepang, yaitu jamur gibberella fujikuroi. Tumbuhan pada padi yang terserang jamur ini memperlihatkan gejala abnormal.

4)      Asam traumalin (hormon luka)
Tanaman mampu memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tubuhnya. Kemampuan tersebut dinamakan regenerasi yang dipengaruhi oleh hormon luka.


5)      Kalin

Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ.





C.        Alat Dan Bahan

Ø Biji tanaman dikotil :
o  Biji kacang hijau
o  Biji kacang panjang
o  Biji labu
Ø Biji tanaman monokotil:
o  Biji padi
Ø Gelas kaca, 4 buah
Ø Tanah
Ø Kapas
Ø Air
Ø Baki/tempat gelas
Ø Mangkok


D.        PROSEDUR KERJA

Percobaan I

Pada percobaan ini, hal yang diamati yaitu proses fisika dan kimia.
1.      Di sediakan alat dan bahan.
2.      Di sediakan mangkok, kemudian diisi air. Lalu masukan biji tanaman dikotil (kacang hijau kacang panjang dan biji labu) yang telah di siapkan.
3.      Di amati proses fisika yang terjadi pada biji tanaman dikotil
4.      Diamati setiap perubahan yang terjadi, kemudian di catat perubahan yang terjadi dalam waktu tertentu.
Percobaan II

Diamati bentuk dari perkecambahan Epigel maupun Hipogel pada Biji         tanaman Dikotil dan Monokotildengan media berbeda.
1.      Disediakan Alat dan bahan yang akan digunakan!
2.      Disediakan 4 gelas kaca panjang, kemudian masukan kapas pada 2 gelas kaca pertama.±  dari tinggi gelas.
3.      Di masukan tanah pada (2) gelas lainya ± dari tinggi gelas kaca yang telah disiapkan.
4.      Dipercikan air pada 2 gelas berisikan kapas hingga lembab. Begitupun pada 2 gelas lainya yang berisikan tanah tersebut. (dipercikan hingga tanah menjadi lembab).
5.      Setelah media tanah telah siap, dimasukan biji tanaman yang telah disediakan yaitu:
a.    Disiapkan 2 gelas dengan media tanam berbeda (kapas,dan tanah)
b.    Disediakan ± 10 tanaman dikotil. Kemudian masukan ± 5 biji tanaman dikotil tersebut (kacang hijau) pada gelas yang berisikan kapas, lalu dimasukan pula ± 50 biji tanaman kacang  hijau itu pula pada gelas yang berisi tanah.
c.    Diusahakan biji tanaman tersebut diletakan pada posisi yang baik pada media tanah tersebut yaitu tidak terlalu atas dan juga tidak terlalu bawah.
6.      Begitupun pada perlakuan untuk biji tanaman monokotil (padi)
a.    Di sediakan 2 gelas yang masing –masing berisikan kapas dan tanah, (PADI)
b.    Dimasukan ± 5 biji tanaman padi tersebut masing-masing pada gelas yang berisikan kapas maupun tanah.
7.      Dimasukan ke-4 gelas (gelas kapas & tanah berisikan biji tanaman dikotil serta monokotil) ke-dalam baki yang telah disiapkan.
8.      Diamati hingga terlihat, apakah tanaman monokotil dan dikotil itu mengalami perkecambahan Epigel ataupun Hipogel. Dan membedakan dari macam perkecamabahan yang terjadi pada biji tanaman dikotil dan monokotil.

E.      HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan ini merupakan perubahan atau proses fisika dan proses kimia yang terjadi pada biji tanaman dikotil (biji kacang hijau, kacang panjang dan biji labu). Serta mengamati macam perkecambahan epigel maupun hipogel pada biji tanaman dikotil maupun monokotil.


Hasil pengamatan  percobaan I

Proses perkecambahan secara fisika (imbibisi) selama perendaman di mulai pada awal biji tanaman dikotil dimasukan:
Pengamatan selama pukul (08:29  08:44).

1.      Biji kacang hijau
Dari awal biji dimasukan  pukul 04:44 perubahan yang terjadi yaitu:

-          biji mengeluarkan gelembung-gelembung
-          Kulit (testa)nya mengembang, sehingga terlihat kencang (tidak keriput)
-          Warna testa terlihat memudar atau menjadi berwarna hijau muda  (membuktikan bahwa biji kacang hijau melakukan proses imbibisi).
2.      Biji kacang panjang
-          Mengeluarkan gelembung-gelembung
-          Testa terlihat mengisut
-          Biji mengembang (terlihat membesar)
-          Daerah tempat munculnya tunas tumbuhan mulai mengembang dan menonjol
3.      Biji labu
-          Mengeluarkan gelembung-gelembung
-          Biji berlendir
-          Pada daerah tertentu biji mulai basah

Pukul 08:50

-          Biji labu basah dan mulai tenggelam
-          Biji labu mengembang

Proses kimia pada biji tanaman pada percobaan I,
Pada hari sabtu 12:40

1.      Biji kacang hijau
-       Biji mulai pecah
-       Bakal tunas menonjol

2.      Biji kacang panjang
-       Testa mulai pecah
Hasil pengamatan pada percobaan II
Hasil pengamatan pada percobaan II, yaitu mengamati, membedakan serta mengetahui macam perkecambahan pada biji tanaman monokotil maupun dikotil. Mengamati macam perkecambahan pada media tanah dan kapas. Yaitu mengamati apakah biji tanaman tersebut termasuk kedalam macam perkecambahan hipogeal ataukah epigeal.
1.      Kacang hijau
Perubahan yang terjadi yaitu:
Hari ke-
Media kapas
Media tanah
1
·         -
·         -
2
·         Biji mengembang
·         Warna mulai memudar
·         Warna biji mulai memudar
·         -
3
·         Pada bagian bakal tumbuh mengembang
·         Pada bagian bakal tumbuh mulai menonjol, menandakan tunas akan tumbuh
·         Biji mengembang (membesar)
·         -


4
·         Testa mulai pecah
·         Radikula keluar dari tempat daerah tumbuh tunas
·         Tunas mulai keluar,

        
·         Testa mulai pecah
·         Akar mulai keluar
5
·         Kotiledon terangkat ke permukaan tanah
·         Batang tunas terangkat dan mulai memanjang
·         Daun pertama (kotiledon) masih kuncup
·         Tunas mulai keluar,
·         Kotiledon terangkat ke permukaan tanah
·         Batang tunas terangkat dan mulai memanjang

6
·         Batang tunas semakin panjang dan daun baru mulai tampak keluar namun kuncup
·         Daun baru yang awalnya kuncup dgn bbrpa faktor mulai memisah.
·         Daun pertama (kotiledon) masih kuncup
·         Batang tunas semakin panjang dan daun baru mulai tampak keluar namun kuncup
·         Daun baru yang awalnya kuncup dgn bbrpa faktor mulai memisah
2.      Biji padi
Percobaan berikut ini mengamati tentang macam perkecambahan hipogeal yang terjadi pada biji padi atau biji tanaman monokotil. Perubahan yang terjadi yaitu antara lain:
Hari ke-
Media kapas
Media tanah
1
·         -
·         -
2
·         -
·         -
3
·         -
·         -
4
·         -
·         -
5
·         Pada bagian bakal tumbuh mulai menonjol
·         -
6
·         Akar pertama mulai keluar dan menjulur
·         Akar mulai memanjang ke arah permukaan bawah gelas namun belum terdapat rambut akar
·         Pada bagian bakal tumbuh mulai menonjol
·         Akar pertama mulai keluar dan menjulur
·         Akar mulai memanjang ke arah permukaan bawah gelas namun belum terdapat rambut akar
7
·         Akar semakin memanjang dan tunas pun mulai muncul ke permukaan namun kotileson tetap di dalam tanah
·         Akar semakin memanjang dan tunas pun mulai muncul ke permukaan
·         Daun pertama tumbuh memanjang dan kuncup

8
·         Daun pertama tumbuh memanjang dan kuncup
·         Daun tanaman mulai memisah dan tampak melebar dari daun muda lainnya.
·         Daun tanaman mulai memisah dan tampak melebar dari daun muda lainnya.

F.              Pembahasan

Pembahasan percobaan I

          Perkecambahan adalah dimana suatu tumbuhan melakukan reproduksi atau memperoleh keturunan melalui benih atau biji.
Sebelum tanaman menjadi kecambah, ada beberapa perlakuan yang diberikan. Misalnya seperti pada percobaan I, dengan merendam biji tanaman kedalam air. Dalam hal ini, hal yang diamati sendiri yaitu perubahan pada proses fisika yang terjadi. Perubahan fisika yang terjadi yaitu biji yang menyerap air. Adapun proses kimia yang terjadi pada biji tanaman yaitu, dengan pecahnya testa. Serta beberapa perubahan yang terjadi menyebabkan biji tersebut penjadi kecambah.

Pembahasan percobaan II
              
Biji Tanaman dikotil  merupakan biji tanaman berkeping dua, yang biasanya merupakan tanaman kayu atau berbatang kerasbijinya juga lebih banyak mengandung protein daripada karbohidratnya. Sedangkan biji tanaman monokotil yaitu biji tanaman berkeping satu, yang biasanya biji tersebut lebih banyak mengandung karbohidrat.
Pada hal ini kecepatan biji tanaman menjadi kecambah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya air yang cukup. Pada percobaan mengamati macam perkecambahan epigeal maupun hipogeal, pada biji padi di dalam media tanah maupun kapas perlu dipercikkan air yang cukup sehingga dapat menembus dan masuk ke dalam biji tanaman yang kulitnya cukup keras dan rapat serta daging bijinya yang kering. Berbeda dengan biji kcang hijau yang lebih banyak menyimpan air dibandingkan biji tanaman padi, Sehingga dapat dengan cepat tumbuh. Selain air, faktor yang mempengaruhi cpat lambatnya perkecambahan yaitu kelembapan. Kapas ataupun tanah yang lembab akan sangat mendorong cepatnya proses perkecambahan.

Dari kedua faktor trsebut yang tidak kalah penting yaitu cahaya matahari yang cukup. Karena dengan cahaya yang cukup merupakan syarat pertumbuhan normal suatu tumbuhan.  Sehingga tidak menyebabkan terjadinya pertumbuhan memanjang pada tumbuhan, baik pada batang, maupun daun yang menyebabkan tergolong kedalam pertumbuhan abnormal. Kelembapan serta air yang kurang dapat menyebabkan layu bahkan kematian. Pada hal ini akar tanaman akan dengan cepat memanjang untuk mencari asupan air yang cukup untuk proses pertumbuhan serta proses regenerasi atau pembelahan sel untuk menuju pertumbuhan dan proses perkembangan sempurna suatu tumbuhan.
               Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran suatu tanaman yang ditandai dengan pertambahan volume yang tidak dapat kembali. Adapun perkembangan yaitu suatu proses menuju kedewasaan suatu tumbuhan. Biasanya ditandai dengan kemampuannya bereproduksi (berbunga ->berbuah->berbiji)


G.      Kesimpulan

Kemampuan setiap biji tanaman melakukan proses fisika (menyerapan air ) itu berbeda –beda. Semakin banyak kandungan air pada biji tanaman tersebut, maka semakin cepat terjadi proses fisika dan kiimia yang terjadi, begitupun sebaliknya. Jadi, kandungan air pada biji taman tertentu sangat berpengaruh terhadap cepat lambatnya proses perkecambahan.
Pada macam perkecambahan, perkecambahan epigel biasa terjadi pada biji tanaman dikotil atau biji berkeping sedangkan macam perkecambahan hipogeal biasanya terjadi pada biji tanaman monokotil.

LEMBAR PENGESAHAN






Mengetahui






Guru Pembimbing                                                                Anggota Kelompok II





Ainuliya s. Pd                                                                               M. Nurcholis


                                                                                                  

                                                               Siti Almushyarofa


                                                                                                        Lili Nurindah Sari